16 May, 2013

TATA KRAMA BESERTA ALQURAN



Bagian Pertama
______________________________
TATA KRAMA BESERTA ALQURAN
___________________________________
Orang Muslim tentu percaya terhadap kesucian dan kemuliaan Kalam-Allah yang Mahatinggi serta keutamaannya diatas seluruh perkataan. Alquran-al-Karim tidak mendatangkan kebathilan baik didepan dan dibelakangnya. Maka orang yang berkata dengan Alquran dia telah berkata benar. Orang yang memutuskan hukum dengan Alquran berarti dia telah berbuat ‘adil.
Para pembacanya adalah Ahlu-Allah dan الله mengistimewakan mereka. Dan bagi mereka yang berpegang teguh pada Alquran akan mendapat kebahagiaan dan keberuntungan. Dan mereka yang berpaling dari Alquran akan hancur, binasa, hidup pun sia-sia tak bermakna.
Dengan memuliakan dan memelihara  kesucian  kitab-Allah, seorang muslim akan bertambah kadar keimanannya. Karena telah banyak sampai hadits dari Rasulullah SAW tentang keutamaannya. Apalagi orang yang mendapatkan wahyu الله adalah orang jujur dan mukhlis yaitu Nabi kita Nabi umat akhir zaman Nabi Muhammad SAW.
Dalil-dalil kutamaannya itu, diantaranya:
اقرأواالقرآن فإنّه يجيئُ يوم القيامةِ شفيعًا لِصاحبه.(رواه مسلم)
          “Bacalah Alquran karena pada hari kiamat Alquran akan datang sebagai penolong bagi pembacanya”. (HR. Muslim)
خيرُكم منْ تعلّم القرآن وعلّمه .(رواه البخاري)
          “Sebaik-baik kalian adalah mereka yang belajar Alquran dan mereka yang me-ngajarkannya”. (HR. Bukhary)
إنّ القلوب تصدأ كما تصدأ الحديد ,فقيل : يا رسو ل الله وما جلا ؤُها ؟ فقال :تلاوةُ القرآن وذكرُالموت.(رواه البيهقي بإسناد ضعيف)
“Sebetulnya Hati dapat berkarat seperti berkaratnya besi”. Lalu ditanyakan, ”Wahai Rasulullah apa yang dapat menjelaskannya kembali?..” Rosul menjawab: ”Membaca Alquran dan mengingat-ingat kematian”.
(HR.Baihaqy dalam Asy-Sya’bi namun dengan sanad yang lemah)
Pada suatu ketika salah seorang tokoh Quraisy yang memusuhi Rasulullah yaitu Walid bin Mugiroh datang menemui beliau. Walid berkata, ”Muhammad, bacakanlah Alquran kepadaku !!”
 Maka Rasulullah membacakan firman Allah:
إن الله يأمر با العدل والإحسان وإيتاء ذي القُربي وينهي عن الفحشآء والمنكر والبغي..الأية.
Rosul terus membacakan Alquran, sampai yang memusuhinya itu meminta beliau untuk mengulangi bacaannya. Karena dia merasa takjub dan tercengang dengan keagungan lafadz Alquran dan kesucian maknanya.
Seketika tertunduklah Walid dengan kejelasannya dan tertarik hatinya dengan kekuatan pengaruhnya. Sehingga tidak lama kemudian bertambahlah ketercengangannya itu dengan menyatakan sebuah pengakuan dan menetapkan kesaksiannya terhadap kesucian dan kemuliaan Kalam-Allah Subhanahu Wa-ta’ala dengan mengatakan:
"والله إنّ لهُ لَحَلَاوَةٌ , وَإِنَّ عَلَيْهِ لَطَلَاوَةٌ وَإِنَّ أَسْفَلَهُ لَمُوْرِقٌ وَإِنَّ أَعْلاَهُ لَمُثْمِرٌ وَمَا يَقُوْلُ هَذَا بَشَرٌ!"
“Demi الله, sungguh Alquran memiliki keni’matan tersendiri dan kecantikan luar biasa. Pasti yang terbawah akan berdaun dan yang teratas akan berbuah dan yang mengatakan ini bukanlah seorang manusia.”
Oleh karena itu sudah selayaknya seorang muslim harus lebih tambah-tambah lagi. Menghalalkan yang dihalalkannya,mengharamkan yang diharamkannya dan tidak meninggalkan tata kramanya, serta berakhlaq dengan akhlaq Alquran. Maka praktekanlah tata karma berikut ini saat membaca Alquran:
1.   Bacalah Alquran dalam keadaan paling sempurna(perfect  conditions), menghadap kiblatdan duduk dengan sopan penuh sikap hormat.
2.  Mentartilkan bacaannya dan tidak tergesa-gesa serta jangan sampai tidak membacaAlquran kurang dari 3 malam.
Karena ada hadits Nabi SAW:
من قرأ القرآن في أقلّ من ثلاثِ ليالٍ لم يفقّهْهُ . ( رواه أصحاب السنن وصححه الترمذي )
“Siapa saja yang membaca Alquran kurang dari tiga malam, maka ia tidak akan difahamkannya”.  (HR. Ashab_As_sunan dan Tirmidzi menshohihkannya).
3.  Menghadirkan kekhusyuan saat membacanya, menampakkan rasa sedih dan tangis atau berpura-pura menangis kalau susah menangis. Berdasar hadits:
اُتْلُوا القُرآن وابْكُوا , فإنْ لَمْ  تَبْكُوْافَتَبَاكُوْا. ( رواه ابن ماجه بإسناد جيد )
“Bacalah Alquran dan menangislah, kalau tidak mampu menangis berpura-puralah menangis”.  (HR. Ibn Majah dengan sanad yang jayyid; bagus)
4.  Membaguskan suaranya dalam membaca Alquran. Berdasar hadits Nabi yang mulia:
زيّنُوا القرآن بأصْواتكُم . ( رواه احمد وابن ماجه والنّسآء والحاكم )
“Hiasilah Alquran dengan suara-suara indah kalian”. 
(HR.Ahmad, Ibn Majah, Nasai dan Hakim)
ليْسَ مِنّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ.( متفق عليه)
Bukan Umatku, orang yang tidak menyanyikan Alquran”. (MuttafaqunAlaih)
5.  Memelankan bacaannya jika takut terjadi riya dalam jiwanya atau takut ada perasaan sum’ah atau bacaannya dapat mengacaukan kekhusyuan orang yang sedang shalat. Berdasarhaditsyang datang dari baginda Rosul:
الجاهر بالقرآن كالجاهر بالصّدقة .
“Yang mengeraskan bacaan Alquran itu seperti orang yang terang-terangan dalam bershodaqoh.”
Seperti sudah ma’lum bahwa bershodaqoh dianjurkan untuk dirahasiakan.Kecuali ada faidah yang dimaksudkan. Seperti, mendorong orang lain untuk melakukan hal serupa. Nah, dalam membaca Alquran pun demikian.
6.  Penuh Tadabbur dan Tafakkur dalam membacanya, serta penuh keta’dziman dan menghadirkan hati. Sambil berusaha memahami sedikit demi sedikit arti dan rahasia-rahasia Alquran.

7.  Jangan sampai lengah saat membacanya dan berlawanan dengan apa yang dibacanya karena prilaku demikian bisa menyebabkan iaterlaknat, dan celaka; senjata makan tuan.
الآ لَعْنَةُ اللهِ عَلىالْكَاذِبِيْنَ .
“Ingatlah, laknat  الله itu atas orang-orang yang mendustakan”.
القرآنُحجّةٌ لَكَ وَعَلَيْكَ .
“Alquran itu bisa jadi Pembela dan bisa pula jadi boomerang bagi dirimu sendiri”.
8.  Berusaha keras supaya dirinya tersifati dengan sifat-sifat Ahlu -Alquran karena mereka itulah Ahlu -Allah dan الله mengistimewakan mereka.
Seperti pernyataan ‘Abdulloh bin Mas’ud r.a : “Sudah semestinya bagi para pembaca Alquran dikenal pada malam harinya saat orang-orang pulas tidur. Dikenal pada siangnya saat orang-orang makan. Dikenal dengan tangisannya saat orang-orang tertawa terbahak-bahak. Dikenal dengan menjauhkan diri dari dosa, maksiat dan perkara syubhat ketika orang-orang bergumul dan bercampur baur didalamnya. Dikenal dengan berdiam diri saat orang-orang menceburkan diri dalam bahaya. Dikenal dengan kekhusyuannya saat orang-orang saling menipu dan saling memperdaya. Dikenal dengan kesedihannya ketika orang bersenang-senang”.
Muhammad bin Ka’ab berkata, ”Kami mengenali para pembaca Alquran dari kepucatan wajahnya yang mengisyaratkan ia tidak tidur semalaman dan lama tahajudnya”.

***

No comments: